61. RESONANSI JIWA : EMAS DAN PERMATA

Resonansi jiwa Emas dan permata

Suatu ketika seorang pemuda mendatangi seorang guru yang terkenal dan bertanya, “Guru, saya tidak mengerti mengapa orang seperti Anda meski berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini, berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk banyak tujuan lain.

Sang guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, dan berkata, “Anak muda, akan ku jawab pertanyaanmu. Tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar seberang sana, bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?”.

Melihat cincin gurunya yang kotor itu, pemuda tadi merasa ragu, “Satu keping emas guru? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu.”

“Cobalah dulu anak muda, siapa tahu kamu berhasil.” Guru itu berusaha untuk meyakinkannnya.

Mendengar hal itu pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging bahkan penjual ikan. Dan memang benar ternyata tidak seorang pun berani membelinya cincin itu seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja pemuda itu tidak berani menjualnya dengan harga satu keping perak.

Lalu ia kembali ke padepokan dan melapor kepada gurunya, “Guru, seperti yang aku katakan tadi tidak seorang pun yang berani menawar lebih dari satu keping perak untuk cincin guru ini.”

Sambil tetap tersenyum arif dan berkata, “Anakku sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko itu. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian”.

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Dan ia kembali lagi kepada gurunya dengan raut wajah yang lain.

“Guru, ternyata pedagang di pasar tadi tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi dari yang ditawarkan oleh para pedagang-pedagang lain yang ada di pasar itu”.

Mendengar laporan pemuda itu sang guru pun tersenyum sambil berkata, “Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi anak muda. Seseorang tidak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya para pedagang sayur, pedagang ikan, dan pedagang daging di pasar” yang menilai demikian. Namun tidak bagi Pedagang Emas.

Emas dan Permata yang ada pada diri seseorang hanya bisa dilihat dan dinilai jika
kita mampu melihatnya ke kedalam jiwa kita sendiri. Dan diperlukan kearifan untuk melihatnya dan itu pun butuh proses. Kita tidak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali kita terkecoh melihat emas ternyata loyang, dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata itu adalah emas.


Untuk mp3 nya silahkan download di link berikut ini:
Resonansi Jiwa : Emas dan Permata mp3


Cerita Resonansi Jiwa Terbaru

0 Response to "61. RESONANSI JIWA : EMAS DAN PERMATA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel