76. RESONANSI JIWA : HATI YANG SEMPURNA

Resonansi Jiwa Hati yang sempurna

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang yang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna hatinya. Tidak ada satu cacat dan goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulailah ia menyombongkan hatinya yang indah.

Tapi tiba-tiba, seorang laki-laki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata "Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku?". Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua tersebut berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan lain ditempatkan di situ. Namun tidak benar-benar pas dan selalu ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali.

Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah? Pemuda itu melihat kepada pak tua tersebut, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa "Ah pak tua anda pasti bercanda", katanya, "coba bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tidak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan".

"Ya", kata pak tua itu, " hatimu kelihatan sangat sempurna tapi meski demikian aku tidak akan pernah sudi untuk menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hatinya untuk menutup kembali sobekan yang telah kuberikan.

Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, tentu saja ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan.

Orang-orang yang ada di kerumunan itu hanya diam kemudian pak tua itu melanjutkan kata-katanya “Dan anak muda adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan.

Anak muda, memberikan cinta kasih adalah sebuah kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku kepada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu seperti apa?"

Mendengar penjelasan panjang pak tua itu pemuda tersebut berdiri membisu dan air matanya mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua tersebut, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua itu dengan tangan yang gemetar. Dan pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda tersebut.

Sobekan itu pas ukurannya, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat ke dalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir ke dalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.


Untuk mp3 nya silahkan download di link berikut ini:
Resonansi Jiwa : Hati yang Sempurna mp3


Cerita Resonansi Jiwa Terbaru

0 Response to "76. RESONANSI JIWA : HATI YANG SEMPURNA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel