20. RESONANSI JIWA : PAKU YANG MENINGGALKAN BEKAS

Resonansi jiwa paku yang meninggalkan bekas

Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat temperamen dan sangat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan pemarah anaknya, ayahnya memberikan sekantong paku kepada sang anak dan mengatakan kepada anaknya untuk memakukan sebuah paku ke pagar belakang rumah setiap kali ia marah.

Menahan amarah

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar. Lalu secara bertahap jumlah paku itu berkurang.

Dan akhirnya ia memahami ternyata lebih mudah menahan amarah dari pada memakukan paku ke pagar rumah. Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya. Dan ia bergegas memberitahukan hal ini kepada sang ayah. Dan kemudian sang ayah mengusulkan kembali agar ia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana ia bisa mengendalikan amarahnya.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu pun akhirnya memberitahukan kepada ayahnya bahwa semua paku telah tercabut dari pagar. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar belakang rumah.

“Hmm…. kamu telah berhasil dengan baik anakku. Tapi coba kamu lihat, Lubang-lubang dipagar ini hasil dari paku yang telah kamu tancapkan. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya.

Sama halnya ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini. Seperti halnya ketika kamu menusukkan pisau pada seseorang lalu mecabutnya kembali. Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf kepada orang itu, luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka raga.

Untuk download mp3 nya silahkan klik link berikut:

Untuk semua judul Resonansi Jiwa silahkan lihat di link berikut:

0 Response to "20. RESONANSI JIWA : PAKU YANG MENINGGALKAN BEKAS"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel