CINTA SEJATI TSAUBAN TERHADAP NABI MUHAMMAD SAW

Kisah cinta sejati tsauban terhadap Rasulullah

Seorang hamba sahaya bernama Tsauban amat menyayangi dan merindui Nabi Muhammad SAW. Sehari tidak berjumpa Nabi, dia rasakan seperti setahun. Kalau boleh dia hendak bersama Nabi setiap waktu. Jika tidak bertemu Rasulullah SAW, Tsauban amat merasa sedih, murung dan seringkali menangis. Rasulullah SAW juga demikian terhadap Tsauban. Baginda mengetahui betapa hebatnya kasih sayang Tsauban terhadap dirinya.

Suatu hari Tsauban berjumpa dengan Rasulullah SAW. Tsauban berkata kepada Rasulullah SAW. Katanya:

“Ya Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit, tapi saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika dapat bertemu, barulah hatiku tenang dan bergembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati saya bertambah cemas, takut-takut tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi, manakala saya belum tentu, kemungkinan di syurga paling bawah. Atau paling membimbangkan tidak dimasukkan ke dalam syurga langsung. Ketika itu saya tentu tidak bertatap muka denganmu lagi.”

Mendengar kata Tsauban, Baginda Rasulullah SAW amat terharu. Namun Baginda tidak dapat berbuat apa-apa karena itu urusan Allah SWT.

Setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah Saw, Allah SWT berfirman:


“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.
(QS. An-Nisa’: 69)

Mendengarkan jaminan Allah SWT ini, Tsauban kembali gembira seperti semula.

Namun bagaimana cara mencintai Rasulullah itu pada zaman sekarang ini?

1. Mencintai Rasulullah dengan cara memuliakan mengagungkan dan meneladaninya.

2. Mentaati perintah Rasulullah.
Allah memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah untuk taat kepada Rasulullah.


“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
(QS. An-Nisa’ : 59)

3. Membenarkan ucapan Rasulullah.
Sebab Rasulullah Saw tidak berkata menurut hawa nafsu, melainkan atas dasar hukum syara.

4. Beribadah sesuai dengan petunjuk Rasulullah. Rasulullah diutus oleh Allah sebagai suri tauladan yang paling baik, baik mengenai akhlaknya, ibadahnya atau pun amalan lainnya.

Karena itu umat islam wajib taat kepada Rasulullah supaya dapat meraih cinta dan syafaatnya di akhirat kelak.

Wallahu a’lam.

0 Response to "CINTA SEJATI TSAUBAN TERHADAP NABI MUHAMMAD SAW"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel