81. RESONANSI JIWA : CERITA SEORANG BURUH

Resonansi jiwa Cerita seorang buruh

Aku bukan orang yang suka menguping percakapan orang lain. Tapi pada suatu malam sewaktu aku melintasi halaman rumah kami ternyata aku melakukannya. Istriku sedang berbicara kepada anak bungsu kami selagi ia duduk di lantai dapur. Jadi aku berhenti untuk mendengarkan di luar pintu belakang.

Sepertinya ia mendengar beberapa anak menonjolkan pekerjaan ayah mereka bahwa semuanya para eksekutif begitu hebat, lalu mereka bertanya pada rudi anak kami.

“Hei rud, papamu memiliki karir yang bagus tapi macam apa?”

Mendengar pertanyaan itu rudi hanya menggumam perlahan sambil memalingkan muka “Papaku hanya seorang buruh, yah beliau hanya seorang buruh”.

Istriku yang baik menunggu sampai mereka semua pergi. Lalu memanggil putra kami untuk masuk kedalam.

“Sayang mama ingin bicara dengan kamu nak”. Katanya seraya mencium pipinya yang berlesung pipit. “Kamu bilang papamu hanya seorang buruh? Dan apa yang kamu katakan betul anakku. Semuanya betul, tapi mama ragu apakah kamu tahu arti yang sebenarnya. Jadi sekarang, mama akan mencoba menjelaskannya padamu.

Dalam seluruh industri yang membuat negeri kita hebat, dalam semua toko dan semua warung dan truk yang menarik muatan setiap hari, serta setiap kali kamu melihat rumah baru dibangun. Ingatlah anakku semuanya diperlukan seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan sebesar itu.

Kalau semua bos meninggalkan meja mereka dan libur selama setahun roda industri masih bisa berjalan masih bisa berputar dengan cepat. Tapi jika orang seperti papamu berhenti bekerja, industri itu pun akan berhenti, tidak akan bisa berjalan. Perlu seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan sebesar itu anakku”.

Mendengar penjelasan bijak istriku aku menelan air mata dan berdehem saat memasuki rumah. Mataku berkaca, mata putra kecilku berbinar gembira saat ia melompat dari lantai. Ia memelukku sambil berkata “Papa aku bangga jadi anak papa, karena papa adalah satu dari orang-orang istimewa yang menyelesaikan pekerjaan terbesar di kota ini. Terimakasih papa, aku bangga padamu”.


Untuk mp3 nya silahkan downlod di link berikut ini:
Resonansi Jiwa : Cerita Seorang Buruh mp3


Cerita Resonansi Jiwa Terbaru

0 Response to "81. RESONANSI JIWA : CERITA SEORANG BURUH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel