4 SIFAT RASULULLAH SAW: SIDDIQ, AMANAH, TABLIGH DAN FATHONAH

Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW merupakan seorang yang amat sopan dalam bertutur kata, jujur, tidak pernah berdusta serta budi pekertinya yang luhur. Hal inilah yang membuat kita mengagumi Rasulullah SAW. Sehingga sampai hari ini, Rasulullah SAW dikagumi banyak orang di seluruh penjuru dunia kerana keperibadian Rasulullah SAW yang amat luar biasa. Michael H.Hart di dalam bukunya ‘The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History’ meletakkan Rasulullah SAW di urutan pertama sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia.
100 Tokoh paling berpengaruh didunia
Beliau mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya tanpa membedakan atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Oleh kerana itu tidak mengherankan kerana di dalam Al-Quran, Beliau disebut sebagai manusia yang memiliki akhlak yang paling mulia.
Surat Al-Azab Ayat 21
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab: 21)

Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh kerana itu hendaklah kita mempelajari sifat-sifat Rasulullah yaitu Siddiq, Amanah Tabligh dan Fathonah.


1. SIDDIQ


Siddiq artinya benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki oleh para Nabi dan Rasul yang diutus Allah ke alam dunia ini untuk membawa wahyu dan agamanya.

Pada diri Rasulullah SAW, bukan hanya perkataannya yang benar, melainkan perbuatannya juga benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi Rasulullah SAW itu ada sifat pembohong, penipu dan sebagainya.
Surat An-Najm Ayat 4
Surat An-Najm Ayat 5
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat”. (QS An-Najm: 4~5)



2. AMANAH
Amanah artinya benar-benar dapat dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh kerana itulah penduduk Mekkah memberi gelar kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelar ‘Al-Amin’ yang berarti ‘terpercaya’, jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul.


Apa pun yang beliau ucapkan, dipercayai dan diyakini oleh penduduk Mekkah kerana beliau terkenal sebagai seorang yang tidak pernah berdusta.
Surat Al-Araf Ayat 68
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (QS Al-A'raaf: 68)

Mustahil Rasulullah SAW itu berlaku khianat terhadap orang yang memberinya amanah. Rasulullah tidak pernah menggunakan kedudukannya sebagai Rasul atau sebagai pemimpin bangsa Arab untuk kepentingan peribadinya atau kepentingan keluarganya, namun yang dilakukan Rasulullah adalah semata-mata untuk kepentingan Islam melalui ajaran Allah SWT.

Ketika Nabi Muhammad SAW ditawarkan kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas dalam menyiarkan agama Islam, Rasulullah menjawab:
“Wallahi, Demi Allah. Seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, agar aku menghentikan dakwah ini, niscaya aku tidak akan menghentikan dakwah ini hingga Allah memenangkannya atau aku binasa.”

Meskipun kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Rasulullah, namun Rasulullah tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terima. Setiap orang Muslim sepatutnya memiliki sifat amanah seperti Baginda Rasulullah SAW.

3. TABLIGH
Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah SWT yang ditujukan kepada manusia, disampaikan oleh Beliau. Tidak ada yang disembunyikan walaupun menyinggung Rasulullah sendiri.

Surat Al-Jin Ayat 28
“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu”. (QS Al-Jin: 28)
Surat Abasa Ayat 1
Surat Abasa Ayat 2
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, kerana telah datang seorang buta kepadanya.” (QS 'Abasa: 1~2)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah (QS 'Abasa: 1) turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah SAW sambil berkata: “Berilah petunjuk kepadaku, ya Rasulullah.” Pada waktu itu Rasulullah SAW sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap melayani pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?” Rasulullah menjawab: “Tidak.” Maka ayat ini turun sebagai teguran di atas perbuatan Rasulullah SAW. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)

Sebetulnya apa yang dilakukan Rasulullah SAW itu menurut standard umum adalah hal yang wajar. Ketika sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diganggu oleh orang lain. Namun untuk standard Nabi, itu tidak cukup. Oleh kerana itulah Allah SWT telah menegur Rasulullah SAW. Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad SAW tetap menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi. Jadi, mustahil Nabi itu ‘kitman’ atau menyembunyikan wahyu.


4. FATHONAH
Fathonah artinya bijaksana. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadis memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa.


Baginda Rasulullah SAW harus mampu menjelaskan firman-firman Allah SWT kepada kaumnya sehingga mereka mau memeluk agama Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya. Apalagi Beliau mampu mengatur umatnya sehingga bisa mentransformasikan bangsa Arab jahiliah yang asalnya bodoh, kasar/bengis, berpecah-belah serta sentiasa berperang antara suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan. Itu semua memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa.


Semoga kita dapat menerapkan 4 sifat Rasulullah SAW di atas di dalam kehidupan kita dan mendapat keridhaan Allah SWT.

Wallahua’lam.

0 Response to "4 SIFAT RASULULLAH SAW: SIDDIQ, AMANAH, TABLIGH DAN FATHONAH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel