MAKNA SURAT AR-RAHMAN DARI "FABIAYYI AALAA 'IRABBI KUMAA TUKAZZIBAAN"

"BANYAK DARI KITA YANG MENDUSTAKAN NIKMAT ALLAH"

Ada hal yg menarik dari Surat Ar-Rahman, yaitu adanya pengulangan satu ayat yg berbunyi:

“Fabiayyi aalaaaaa ‘i rabbi-kumaa tukazzibaan”

“Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu DUSTAKAN?”

Kalimat ini diulang dalam ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77 surat Ar Rahman.

Apa gerangan makna kalimat tersebut?

Untuk PENEGASAN. Setelah Allah Ta’ala memberikan beberapa nikmat yg dianugerahkan kepada kita, Allah bertanya: “Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah  kamu dustakan?”

Mengapa Allah Ta’ala menggunakan kata “DUSTA”, bukan kata “INGKAR”?

Untuk menunjukkan bahwa nikmat yang Dia berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari keberadaannya, maka yg bisa dilakukan manusia adalah mendustakannya.

Dusta berarti menyembunyikan kebenaran. Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah diberi nikmat oleh Allah, tapi mereka menyembunyikan kebenaran itu, maka mereka mendustakannya!

Bukankah kalau kita mendapat uang banyak, kita katakan bahwa itu karena kerja keras kita? Kalau kita berhasil meraih gelar sarjana, itu karna otak kita yg cerdas? Kalau kita sehat dan jarang sakit, itu karena kita pandai menjaga kesehatan, dsb.

Tanpa disadari kita telah melupakan peranan Allah, kita sepelekan kehadiran Allah Ta’ala pada semua keberhasilan kita dan kita dustakan bahwa yg sesungguhnya nikmat itu adalah semuanya datang dari Allah Ta’ala.

Atau Karena kita memiliki banyak kekurangan atau tidak mendapatkan apa yang kita raih, kita lupa akan begitu banyaknya nikmat Allah yang kita terima. Jika kamu menghitung semua nikmat Allah yang kita terima maka kamu tidak akan bisa menghitungnya.

Saudaraku yg dirahmati Allah. Mari kita ucapkan hamdalah “Alhamdulillah”, stop mengeluh dan jalani hidup ini dengan Ikhlas/Ridho sebagai bagian dari rasa syukur kita:

“Fabiayyi aalaaaaa ‘i rabbi-kumaa tukazzibaan”

Share this post