11. RESONANSI JIWA : KEARIFAN SEGENGGAM GARAM

Resonansi Jiwa kearifan segenggam garam

Dahulu kala, hiduplah seorang lelaki tua yang terkenal saleh dan bijak. Di suatu pagi yang dingin datanglah seorang pemuda yang tengah di rundung masalah. Dengan langkah gontai dan rambut kusut masai, ia tampak seperti orang yang  tidak mengenal bahagia. Tanpa membuang waktu ia ungkapkan semua keresahannya. Impiannya yang gagal, karir, cinta, dan hidupannya yang tidak pernah berakhir bahagia.

Bapak tua yang bijak itu hanya mendengarkannya dengan teliti dan seksama. Tanpa berkata apa-apa ia hanya mengambil segenggam garam dan memasukkannya kedalam segelas air.

Lalu mengaduknya dan berkata, “Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya?

Anak muda itupun meminum air yang diberi garam oleh bapak tua tadi.

"Aaahh..cuih...cuih, asin sekali, pahit pak. Jawab pemuda tersebut.

Pak tua itu hanya tersenyum lalu mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga yang ada di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.

Resonansi jiwa full 93 judul mp3 dan teks

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh akhirnya sampailah mereka di tepi telaga yang tenang.

Masih dengan mata yang tenang dan penuh dengan cinta orang tua yang bijak itu menaburkan segenggam garam kedalam telaga, dengan sebuah tongkat kayu diaduknya air telaga yang membuat gelombang dan riak kecil.

Setelah air telaga tenang iapun berkata, "Anak muda coba kamu cicipi air telaga tersebut dan minumlah!"

Saat tamu itu selesai meneguk air telaga pak tua berkata lagi. “Bagaimana rasanya?”

"Hmmm... Ini baru segar sekali rasanya pak tua.” Jawab lelaki tersebut.

“Dan apakah kamu masih merasakan garam di dalam air tersebut? Tanya pak tua.
“Hmmm sepertinya tidak, sedikitpun tidak ada rasa asin.” Jawab si anak muda.

Mendengar hal itu dengan bijak pak tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan bersimpuh di tepi telaga dan berkata,

Anak muda, pahitnya kehidupan seumpama segenggam garam. Tidak lebih, dan tidak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama. Tapi kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita miliki. Kepahitan itu selalu berasal dari bagaimana kita meletakkan segalanya dan itu tergantung pada hati kita.

Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kita lakukan. Lapangkanlah dada untuk menerima semuanya. Luaskan hati untuk menampung semua kapahitan tersebut. Luaskan wadah pergaulan, supaya kita mempunyai pandangan hidup yang luas. Maka kita akan banyak belajar dari keleluasaan tersebut.

Hati adalah wadah itu, perasaan adalah tempat itu, qalbu adalah tempat menampung segalanya. Jadi janganlah jadikan hati seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam semua kepahitan itu dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

Keduanya lalu beranjak pulang, mereka sama-sama belajar dari hati. Dan pak tua si orang bijak tersebut kembali menyimpan segenggam garam untuk anak muda yang lain yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.


Untuk mp3 nya silahkan download di link berikut ini:



Kata kata bijak dan motivasi

0 Response to "11. RESONANSI JIWA : KEARIFAN SEGENGGAM GARAM"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel